Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

About

Rabu, 10 Oktober 2012

Dinamika Sebuah Nama


Ingat tidak, saat masih duduk di bangku sekolah dasar, pelajaran apa yang mempelajari pancasila dan UUD 1945? Tentu ingat lah… ya, apalagi kalau bukan mata pelajaran PKN. Dulu sih aku mengenalnya bukan PKN tapi PPKN. Tapi lain lagi jika aku Tanya pada orang tuaku, mereka dulu tak kenal dengan istilah PKN atau PPKn, yang mereka tau pelajaran yang mengajarkan tentang pancasila adalah PMP (Pendidikan Moral Pancasila). Demikian pula perubahan nama itu terjadi pada zaman nenek atau bahkan buyutku. Waah… banyak sekali sebutan untuk mata pelajaran yang satu ini. Tapi kenapa hanya PKN ya yang selalu eksis mengubah namanya? Kenapa tidak seperti mata pelajaran matematika atau bahasa Indonesia yang dari dulu sampai sekarang tetap begitu-begitu saja. Bukankah ini menjadi terkesan kalau PKN itu pelajaran yang tak punya keajegan? Ibarat seseorang yang tak punya pendirian dan identitas yang pasti.
Tapi perubahan nama itu pastinya terjadi bukan tanpa sebab. Kita tahu kan, kalau tujuan dari pembelajaran PKN itu sendiri adalah untuk mendidik menjadi warga negara yang baik. Tapi jika kita amati baik-baik dan kita putar sejarah, masing-masing generasi atau pemimpin punya anggapan yang berbeda tentang hal itu. Sebut saja PMP, nama ini berlaku saat pemerintahan Presiden Suharto. Tujuannya masih sama, menjadikan warga negara yang baik. Tapi, baik yang dimaksud adalah baik yang menaati semua peraturan, patuh dan tanpa protes pada penguasa.
Waktu berjalan menuju era Reformasi. Seketika nama PMP diubah menjadi PPKN. Mungkin ini sengaja untuk menghilangkan bayang-bayang orba. Tapi tujuannya tetap sama, hanya berbeda penafsiran. Kalau PPKN lebih mengarah pada pendidikan masyarakat untuk menjadi demokratis. Tapi tentunya demokratis saja tidak cukup bukan? Karena jika masyarakat hanya berbekal kebebasan berpendapat tanpa disertai moral, mau jadi apa negara ini?
Nah… saat itu lah nama PPKN diubah menjadi PKn, dengan tujuan mendidik agar menjadi warga Indonesia yang baik dengan sistem demokrasi, tapi tetap memiliki etika, moral dan budaya bangsa. Yah…. menurutku itu hanya masalah pemberian nama saja. Yang penting kan tujuannya jelas, memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang menjadi warga negara yang baik. Intinya kita tidak bisa menyalahkan mana nama yang benar dan yang salah, karena PKN itu dinamis dan selalu up to date untuk menuju masyarakat madani yang demokratis dan bertanggungjawab. Dan yang paling penting tujuan dari pembelajaran PKN itu bisa terwujud. Jangan hanya digunakan layaknya buku sejarah yang hanya menjadi sebuah dongeng untuk para siswanya. Setuju….?! :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar